Minggu, 31 Mei 2015

BAB 6 PENJELASAN TENTANG MAKNA TAUHID DAN SYAHADAT “LA ILAHA ILLALLAH”


Firman Allah:
artinya:
“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada tuhan mereka, siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah), dan mereka mengharapkan rahmat-Nya serta takut akan siksa-Nya; sesungguhnya siksa Tuhanmu adalah sesuatu yang (harus) ditakuti.” (QS. Al Isra’: 57).
artinya:
“Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapak dan kaumnya: "sesungguhnya aku  membebaskan diri dari apa yang kalian sembah, kecuali (Allah) Dzat yang telah menciptakan aku, karena hanya Dia yang akan menunjukkan (kepada jalan kebenaran).” (QS. Az Zukhruf: 26-27).


artinya:
“Mereka menjadikan orang-orang alim dan pendeta-pendeta mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah, dan (mereka mempertaruhkan pula) Al Masih putera Maryam; padahal mereka itu tiada lain hanyalah diperintahkan untuk beribadah kepada satu sembahan, tiada sembahan yang haq selain Dia. Maha suci Allah dari perbuatan syirik mereka.” (QS. At Taubah: 31).


artinya:
“Di antara sebagian manusia ada yang menjadikan tuhan-tuhan tandingan selain Allah, mereka
mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah, adapun orang-orang yang beriman lebih besar cintanya kepada Allah.” (QS. Al Baqarah: 165).

Diriwayatkan dalam Shahih Muslim, bahwa Rasulullah bersabda:

arinya:
“Barangsiapa yang mengucapkan La Ilaha Illallah dan mengingkari sesembahan selain Allah, maka haramlah harta dan darahnya, adapun perhitungannya terserah kepada Allah”.

Keterangan tentang bab ini akan dipaparkan pada bab-bab berikutnya. Adapun kandungan bab ini menyangkut masalah yang paling besar dan paling mendasar, yaitu pembahasan tentang makna tauhid dan syahadat. Masalah tersebut telah diterangkan oleh bab ini dengan beberapa hal yang cukup jelas, antara lain:

  1. Ayat dalam surat Al Isra’. Diterangkan dalam ayat ini sanggahan terhadap orang-orang musyrik, yang memohon kepada orang-orang yang shaleh, oleh karena itu, ayat ini mengandung suatu penjelasan bahwa perbuatan mereka itu adalah syirik besar (1).
  2. Ayat dalam surat At taubah. Diterangkan dalam ayat ini bahwa orang-orang ahli kitab telah menjadikan orang-orang alim dan pendeta-pendeta mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah, dan dijelaskan pula bahwa mereka hanya diperintahkan untuk menyembah kepada satu sesembahan, dan menurut penafsiran yang sebenarnya mereka itu hanya diperintahkan untuk taat kepadanya dalam hal-hal yang tidak bermaksiat kepada Allah, dan tidak berdoa kepadanya.
  3. Kata-kata Nabi Ibrahim kepada orang-orang kafir: “sesungguhnya saya berlepas diri dari apa yang kalian sembah, kecuali (saya hanya menyembah) Dzat yang menciptakanku”. Di sini  beliau mengecualikan Allah dari segala sesembahan. Pembebasan (dari segala sembahan yang batil) dan pernyataan setia (kepada sembahan yang haq, yaitu: Allah) adalah makna yang sebenarnya dari syahadat “La Ilaha Illallah”. 
Allah berfirman:


artinya:
“Dan Nabi Ibrahim menjadikan kalimat syahadat ini kalimat yang kekal pada keturunannya, agar mereka ini kembali (kepada jalan yang benar).” (QS. Az Zukhruf: 28).

      4. Ayat dalam surat Al Baqarah yang berkenaan dengan orang-orang kafir, yang dikatakan oleh
          Allah dalam firman-Nya:

          artinya;
         “Dan mereka tidak akan bisa keluar dari neraka”. (QS. Al Baqarah: 167).

         Disebutkan dalam ayat tersebut, bahwa mereka menyembah tandingan-tandingan selain Allah,            yaitu dengan mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah, ini menunjukkan bahwa                  mereka mempunyai kecintaan yang besar kepada Allah, meskipun demikian kecintaan mereka            ini belum bisa memasukkan mereka ke dalam agama Islam (2). Lalu bagaimana dengan mereka          yang cintanya kepada sesembahan selain Allah itu lebih besar dari cintanya kepada Allah? Lalu          bagaimana lagi orang-orang yang cuma hanya mencintai sesembahan selain Allah, dan tidak                mencintai Allah?

    5. Sabda Rasulullah

         artinya:
         “Barangsiapa yang mengucapkan La Ilaha Illallah dan mengingkari sesembahan selain Allah,            maka haramlah harta dan darahnya, adapun perhitungannya terserah kepada Allah”.

        Ini adalah termasuk hal yang penting sekali yang menjelaskan pengertian La Ilaha Illallah .                 Sebab apa yang dijadikan Rasulullah sebagai pelindung darah dan harta bukanlah sekedar                   mengucapkan kalimat itu dengan lisan atau memahami arti dan lafadznya, atau mengetahui
        akan kebenarannya, bahkan bukan pula karena tidak meminta kecuali kepada Allah saja, yang
        tiada sekutu bagi-Nya, akan tetapi harus disertai dengan tidak adanya penyembahan kecuali                 hanya kepada-Nya.

        Jika dia masih ragu atau bimbang, maka belumlah haram dan terlindung harta dan darahnya.

        Betapa besar dan pentingnya penjelasan makna La Ilaha Illallah yang termuat dalam hadits
        ini, dan betapa jelasnya keterangan yang dikemukakannya, dan kuatnya argumentasi yang
        diajukan bagi orang-orang yang menentangnya.

fotenote

  1. Dapat diambil kesimpulan dari ayat dalam surat Al Isra’ tersebut bahwa makna tauhid dan         syahadat “La Ilaha Illallah” yaitu: meninggalkan apa yang dilakukan oleh orang-orang musyrik, seperti menyeru (memohon) kepada orang-orang shaleh dan meminta syafaat mereka.
  2. Dari ayat dalam surat Al Baqarah tersebut diambil kesimpulan bahwa penjelasan makna tauhid dan syahadat “La Ilaha Illallah” yaitu: pemurnian tauhid kepada Allah yang diiringi dengan rasa rendah diri dan penghambaan hanya kepada-Nya.
SUMBER: KITAB TAUHID (SYEIKH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB)

0 komentar